just another short story that i wrote. inspirated by the pic below :)
Musim semi. Akhirnya aku bertemu lagi dengan musim ini. Aku sangat
senang menyambut kedatangannya yang hanya setahun sekali karena di musim
ini aku bisa mekar :)
Aku adalah Sakura. Seperti itulah
orang-orang memanggilku. Itu bukan hanya namaku melainkan jati diriku.
Ya, aku adalah roh bunga sakura. Aku yang bertugas untuk menjaga bunga
sakura agar tetap mekar di musim semi. Aku sendiri tidak tau kenapa aku
harus ditakdirkan menjadi roh bunga sakura. Kalau saja bisa memilih,
aku ingin menjadi manusia biasa saja. Aku tau aku tidak boleh berpikiran
begitu tapi mungkin penyesalan itu datang setelah aku bertemu
dengannya...
"Sakura!" Aku menoleh ke asal suara yang memanggilku. Dialah orangnya.
"Akira!" sahutku seraya tersenyum padanya.
Akira menghampiriku lalu duduk disampingku. "Hari ini pun bunga sakura mekar dengan indahnya ya :)"
"Yah... tapi tidak akan bisa terus-menerus mekar. Setelah musim semi berganti,
kau tidak akan bisa melihatnya hingga musim semi yang selanjutnya."
"Tapi
walaupun begitu, musim semi pasti akan datang kan? Ketika saat itu
tiba, bunga sakura akan kembali mekar." Akira tersenyum dan mengusap
kepalaku. "Tidak peduli musim berganti, pasti bunga sakura akan tetap
ada dan menunggu waktunya untuk mekar. Berjanjilah bahwa kau akan selalu
mekar untukku."
Ini salah. Aku mencintainya. Aku mencintai seorang manusia. Aku tidak tau pasti sejak kapan aku memiliki perasaan ini, tapi mungkin bahkan sejak pertama kali aku bertemu dengannya. Musim semi 8 tahun lalu...
...
Seorang gadis kecil
sedang berlarian dengan penuh semangat dan kegembiraan di pinggir jalan
seakan hal itu adalah hal langka yang bisa dilakukannya. Karenanya,
gadis kecil itu hampir saja tertabrak motor namun dia tidak peduli. Dia
bukan gadis kecil biasa.
"Hey kenapa kau diam saja?! Awas!" Tiba-tiba seorang anak
laki-laki mendorongnya ke pinggir jalan sehingga mereka terjatuh
bersama.
Pria yang mengendarai motor tadi melihat marah
ke anak laki-laki itu. "Apa yang kau lakukan?! Meloncat tiba-tiba ke
tengah jalan. Bahaya!"
"A... aku hanya ingin menyelamatkan dia," jawab anak laki-laki itu seraya menunjuk ke arah gadis kecil itu.
Pria
itu menoleh mengikuti arah tunjukan anak laki-laki itu. "Menolong siapa
maksudmu? Tidak usah mengada-ada. Lebih baik kau pulang ke rumah!" nasehatnya lalu beranjak pergi bersama motornya.
Anak laki-laki itu tidak terlalu mempedulikan perkataan pria
tadi. Dia memusatkan perhatiannya pada gadis kecil yang baru saja
ditolongnya. "Kau tidak apa-apa?"
Gadis kecil itu tidak
langsung menjawab. Dia hanya diam dan menatap anak laki-laki di
hadapannya seakan ini adalah hal baru yang dialaminya.
"Hey kenapa kau terlihat terkejut sekali? Tatapanmu seperti baru melihat hantu saja. Haha," gurau anak laki-laki itu kemudian.
Gadis kecil itu tersadar dari lamunan. "Kau... manusia?" tanyanya polos.
"-_- kau mau meledekku ya? Tentu saja aku manusia -.-"
Ini
benar-benar hal baru yang dialaminya. Berbicara dengan manusia!
Sebelumnya dia mengira itu adalah hal yang mustahil karena manusia tidak
bisa melihat bangsanya tapi kenapa anak laki-laki ini bisa?
Sakura
tersenyum riang. "Ah tidak! Bukan begitu. Aku hanya senang sekali!" serunya kemudian. "Kau teman pertamaku. Namamu siapa? Aku Sakura :D"
"Wah aku Akira. Hehe," jawab anak laki-laki itu lalu membalas senyumnya.
...
Aku
masih ingat dengan jelas awal pertemuanku dengan Akira. Aku juga masih
ingat saat pertama kali aku memberitahukan jati diriku padanya dan
membuatnya terkejut tapi dia tidak takut. Saat itu kami masih kecil,
segalanya terasa mudah dan menyenangkan. Saat itu kami hanya tau bermain
dan bermain. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin kami dewasa
semakin terasa sulit. Terutama sejak aku mulai memiliki suatu perasaan
aneh untuknya yang kemudian kuketahui bernama cinta. Suatu perasaan yang
tumbuh dan bersemi yang baru kusadari di musim semi 5 tahun lalu...
...
Pria
itu sedang tertawa riang bersama teman-temannya di kelas. Tanpa dia
sadari bahwa sejak tadi ada seseorang yang memperhatikannya dari
kejauhan. Di balik pohon sakura yang terdapat di samping kelasnya.
Sakura memperhatikan Akira. Di dalam hatinya dia sangat ingin
menghampiri Akira tapi dia tidak bisa.. Tiba-tiba Sakura melihat seorang
gadis menghampiri Akira. Mereka berbicara lalu tertawa bersama. Dada
Sakura terasa sakit sekali melihat Akira bersama gadis lain tapi dia
tidak bisa melakukan apapun. Akira bukan miliknya, dia punya
kehidupannya sendiri. Apa yang diharapkan oleh seorang mahluk yang hanya
bisa bisa muncul di setiap musim semi? :') Sakura pun memutuskan untuk
pergi.
"Sakuraaa!" Sore harinya Akira berlari menghampiri Sakura di tempat mereka biasa bertemu.
"Hey
ketemu lagi :)" Sakura mencoba untuk tetap terlihat tenang. Dia
memutuskan untuk tidak memberitahukan perasaannya pada Akira. Dia tidak
mau egois karena dia tidak bisa menemani Akira sepanjang waktu seperti
gadis-gadis normal lainnya. Biarlah tetap seperti ini asalkan dia bisa
terus bersama dengan Akira.
"Apa sih? Kenapa biasa saja? Kau tidak rindu padaku? -,-"
"Untuk apa aku rindu padamu? :p" canda Sakura. Tidak ada yang tau bahwa Sakura selalu merindukan Akira.
"Siapa juga yang rindu padamu :'3" balas Akira.
Baguslah. Pikir Sakura. Saat musim semi berganti pun kau tidak akan merindukanku kan? Jadi kau tidak akan sedih :)
...
"Sakura, sakura, hey kenapa melamun?" tanya Akira tiba-tiba. Menyadarkanku dari lamunan masa lalu.
"Ah tidak. Hehe kenapa?"
"Malam nanti temui aku di taman kota ya. Ada sesuatu yang ingin kuberitahu! :)" seru Akira seraya berdiri dan beranjak pergi.
"Hey! Kenapa tidak sekarang saja?"
"Tidak seru! Haha :p" Akira tertawa lalu berlari menjauh.
Tiba-tiba sebuah truk melaju kencang ke arahnya. Akira terhempas ke pinggir jalan. Kepalanya terbentur dan aku bisa melihat darah di sekelilingnya. Aku berlari ke arahnya. "Akira!!!" Aku berteriak dan mengguncang-guncangnya tapi dia tidak kunjung bangun. Orang-orang mulai berdatangan mengerumuni kami. "Tolong! Tolong dia!" teriakku pada mereka. Lupa bahwa mereka tidak bisa mendengar atau melihatku. Mobil ambulan pun datang dan Akira dibawa ke rumah sakit. Aku hanya bisa menangis di sampingnya. Oh Tuhan... Tolong selamatkan Akira.
Tiba-tiba sebuah truk melaju kencang ke arahnya. Akira terhempas ke pinggir jalan. Kepalanya terbentur dan aku bisa melihat darah di sekelilingnya. Aku berlari ke arahnya. "Akira!!!" Aku berteriak dan mengguncang-guncangnya tapi dia tidak kunjung bangun. Orang-orang mulai berdatangan mengerumuni kami. "Tolong! Tolong dia!" teriakku pada mereka. Lupa bahwa mereka tidak bisa mendengar atau melihatku. Mobil ambulan pun datang dan Akira dibawa ke rumah sakit. Aku hanya bisa menangis di sampingnya. Oh Tuhan... Tolong selamatkan Akira.
...
"Bagaimana ini dokter? Pasien tidak bereaksi," ujar salah satu suster.
"Ayo kita pacu lagi jantungnya!" seru sang dokter. Mereka semua sedang berusaha menyelamatkan Akira di ruang gawat darurat. Aku tidak bisa diam saja!
Aku
menggenggam tangan Akira. "8 tahun lalu... kau yang menyelamatkanku. Kau
adalah anak laki-laki yang dengan beraninya berlari ke tengah jalan
untuk menyelamatkanku tanpa mempedulikan keselamatanmu sendiri.
Sekarang... Izinkan aku yang menyelamatkanmu."
Aku mengeluarkan
seluruh kekuatanku. Memberikan seluruh energiku untuknya walaupun aku
tau apa konsekuensinya. Setelah energiku habis, aku akan menghilang.
Yah... Tidak sepenuhnya menghilang. Aku akan tetap menjadi bunga sakura
namu aku akan kehilangan wujud rohku yang sekarang.
"Ah ajaib! Jantungnya kembali berdetak!" ujar salah satu suster di ruangan itu lagi.
Energiku semakin habis... Setelah ini aku akan menghilang. Di dalam otakku, segala kenangan bersama Akira kembali muncul. Setelah segalanya berakhir, hanya ada 1 yang tersisa: kenangan. Akira apakah kau akan mengingatku? Tidak ingat juga tidak apa-apa, tapi kenanglah aku... setidaknya sisakan tempat untukku di suatu celah kecil di hatimu. Aku meneteskan air mata untuk yang terakhir kalinya dan menghilang.
...
Akira
membuka matanya. Dia mendapati dirinya di kamar rumah sakit. "Kenapa
aku bisa ada disini?" Akira tidak ingat apapun sebelum kecelakaan itu.
"Ah akhirnya kau sadar!" Seorang wanita menghampirinya lalu mencium keningnya.
"Siapa kau?" Akira bahkan tidak bisa melihat wanita yang berada di hadapannya.
"Aku
ibumu! Ternyata benar kata dokter.. Sekalipun kau sadar nanti, kau akan
mengalami amnesia karena benturan yang sangat keras di kepalamu," jawab
ibunya seraya memeluk Akira dan menangis. "Tidak apa-apa.
Perlahan-lahan kau akan kembali mengingat semuanya.." Akira tidak
bereaksi apa-apa. Dia hanya diam di pelukan ibunya. Pikirannya kosong
tapi hatinya terasa sakit. Dia merasa telah melupakan sesuatu yang
sangat berharga dalam hidupnya..
...
5 tahun kemudian...
Musim
semi. Akira berjalan menyusuri jalan setapak menuju rumahnya di kampung
halaman. "Sudah lama tidak kesini. Setiap musim semi pemandangan disini
memang selalu indah," ujarnya, memandang ke arah deretan pohon sakura
di pinggir jalan kemudian dia berhenti di bawah sebuah pohon sakura yang
besar. Bunga sakura berguguran... kelopak bunganya jatuh dan mengenai
wajah Akira. Akira mengambilnya sehelai.
"Ayah!" Seorang anak laki-laki berlari menghampiri Akira.
Akira berjongkok lalu tertawa dan memeluk anak itu. "Hey boy, lari sampai sini huh? Mama mana?"
Anak
laki-laki itu tertawa lalu menoleh ke belakang. Seorang wanita cantik
berjalan ke arah mereka. Akira berdiri sambil menggendong anak
laki-lakinya lalu mencium wanita itu setelah dia mendekat.
"Melamun sambil memandang bunga sakura lagi ya?" tanya istrinya seraya tersenyum dan membalas ciumannya.
"Yah... kau tau kan kalau aku selalu menunggu datangnya musim semi untuk
melihat bunga sakura. Aku merasa telah seperti ini sejak dulu tapi aku
tidak tau kenapa..."
"Setiap orang kan selalu menyukai musim semi
:) wajar saja sayang. Ayo kita pulang," jawab istrinya seraya
menggandeng tangan anaknya dan beranjak pergi. Akira mengikuti di
belakangnya.
Sudah 5 tahun berlalu sejak kecelakaan itu.
Kecelakaan yang membuatnya lupa ingatan. Sekarang ingatannya sudah pulih
tapi Akira selalu merasa bahwa adia tidak bisa mengingat satu hal...
Akira
menoleh kembali ke arah pohon sakura. Dia tersentak. Di bawah pohon
sakura yang besar itu, dia melihat seorang gadis cantik sedang
memandangnya lalu tersenyum padanya. Akira yakin bahwa dia tidak pernah
melihatnya sebelumnya tapi entah mengapa dia merasa telah lama
mengenalnya. Akira membalas senyum gadis itu namun setelah itu gadis itu
membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi. Akira terkejut melihat
tubuhnya yang semakin lama semakin memudar menjadi kelopak-kelopak bunga
Sakura. Hati Akira terasa sakit melihat gadis itu semakin menghilang.
"Sakura!" Tiba-tiba Akira memanggilnya. Dia tidak tau darimana dia
mengetahui nama itu namun gadis itu sudah sepenuhnya menghilang. Akira
terjatuh...
"Sayang kau kenapa?"
"Ayah kenapa?"
Akira menangis. Dia menangis untuk kenangan yang tidak bisa diingatnya...
...
"Hey! Kenapa tidak sekarang saja?"
Seandainya
saat itu tidak ditunda, mungkin ceritanya akan lain. Walaupun pada
akhirnya kita tidak bisa bersama... setidaknya perasaan itu bisa
tersampaikan. Tapi semuanya sudah terlambat. Memang menyakitkan tapi
aku tida menyesal telah mengenalmu. Akira... Terimakasih telah pernah
masuk ke dalam kehidupanku. Maaf karena aku tidak sempat memberitahukan
satu hal yang sangat penting padamu: aku mencintaimu :')
...
-cherryblossom:)-
Some typo error, Nice story and make me cry. .
ReplyDelete:'(
really ? sankyuu :*
ReplyDeletedouita ne.. ^^
ReplyDeletenah kok kamu yg jawab ? xD wkwk
ReplyDelete