Sunday, April 21, 2013

second novel of mine (indonesian version)


nah ! ini dia salah satu bagian dari novel baru yang aku tulis..hhehe. monggo dibaca~ tapi maaf kalo ceritanya mungkin agak aneh wkwk namanya juga cerita fiksi dan fantasi :3 komentar ato kritik dipersilahkan agar tulisan ini bisa menjadi karya yang lebih baik lagi ^-^ sebenarnya aku juga belum nentuin judulnya - -v ohya di judul post ini aku bilang -indonesian version- soalnya aku mau buat  versi inggrisnya juga disini biar bisa dibaca sama orang luar juga..hhoho tapi sepertinya ini akan menjadi PR dulu >.<v ok~ selamat membaca :



Aku tidak percaya ini. Ada yang aneh. Apa yang telah terjadi? Aku berjalan menyusuri koridor asrama sekolah, setiap sudut ruangan masih terlihat seperti biasa. Tapi dimana semua orang? Kenapa sepi sekali?

"Hiks..." Tiba-tiba aku mendengar sebuah suara tangisan tertahan. Aku terkejut sekaligus lega mendengar suara yang menandakan bahwa ada orang lain disini. Sebelumnya saking sepinya hanya suara langkah kakiku dan hembusan napasku saja yang terdengar hingga kukira aku adalah satu-satunya orang yang berada di gedung asrama ini.

Aku melihat sekeliling. Tidak ada siapa-siapa. Dari mana suara itu berasal? Aku berhenti sebentar, mencoba untuk mendengarkan suara itu lagi lalu berjalan mengikuti arah suara tersebut berasal. Suara itu membawaku ke sebuah ruang kelas di samping kananku. Aku melihatnya. Seorang perempuan sedang menangis dibawah meja. Sepertinya aku kenal...

"Mia?" panggilku. Dia mendongak dan wajahnya terlihat lega setelah melihatku.

"Sachi!" serunya seraya keluar dari bawah meja dan memelukku. "Syukurlah. Kukira tinggal aku seorang diri disini..."

"Ada apa?" Kenapa asrama sekolah sangat sepi? Dimana semua orang?" tanyaku setelah menenangkannya.

"A... aku juga tidak tahu. Tiba-tiba saja aku terbangun dan tidak melihat siapapun disini. Gedung ini benar-benar sepi, aku takut sekali lalu bersembunyi disini. Syukurlah kau datang!" ujarnya sambil tersenyum lega namun masih terlihat kekhawatiran dimatanya. "Kau sendiri dari mana Sachi?"

"Sama sepertimu. Aku terbangun dari tidur dan bergegas menuju kelas. Kupikir aku akan terlambat tapi sesampainya dikelas aku tidak mendapati seorang pun dan setelah itu aku sadar bahwa tidak ada seorang pun di gedung asrama ini selain aku, sampai aku mendengarmu dan mendapatimu disini," jawabku.

Mia memegang lenganku. "Ini aneh sekali. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Kita bahkan tidak bisa menghubungi siapapun. Sama sekali tidak ada sinyal!" Mia berteriak frustasi.

"Mungkin mereka semua sudah keluar dari sini. Hey kenapa kita tidak keluar saja dari sini?" Aku memegang tangan Mia dan mengajaknya berlari. Kami berlari menyusuri koridor demi koridor dan menaiki lift sampai ke lantai paling bawah lalu menuju pintu keluar-masuk utama. Terkunci.

"Pintunya terkunci!" seruku.

"Kalau begitu ayo kita cari jalan lain," ajak Mia.

"Tunggu. Apakah kau sadar? Saat berlari kesini aku melihat semua jendela pun tertutup, padahal biasanya setidaknya ada beberapa jendela yang terbuka."

"A... apa? Maksudmu kita terkunci disini? Kenapa mereka semua meninggalkan kita disini?!" Mia terkulai lemas.

"Hai orang-orang terpilih." Aku dan Mia terkejut mendengar suara yang tiba-tiba itu. Suara siapa? Berasal dari mana? "Sebelumnya maaf atas segala sesuatunya yang tiba-tiba dan membingungkan ini. Tapi kalian harus senang karena kalian adalah orang-orang terpilih. Jumlah kalian ada 7 orang, ya termasuk kau yang mendengarkan aku sekarang." Suaranya seperti anak-anak, terdengar renyah tapi aku tidak bisa membedakan apakah suara tersebut adalah milik seorang laki-laki atau perempuan.

"Siapa kau?!" tanyaku pada suara misterius itu walaupun belum tentu suara itu juga bisa mendengarku.

"Kalian tidak perlu tau siapa aku," ujar suara itu lagi. "Yang jelas, aku adalah orang yang memilih kalian untuk menjadi pemain dalam permainan yang aku ciptakan."

"Permainan? Apa maksudnya?" bisik Mia padaku.

"Permainan akan segera dimulai. Sekarang kalian semua pergilah ke aula asrama, disanalah startnya. Turuti aku jika kalian ingin selamat! Hahaha." Kemudian suara tersebut pun hilang.

"Gila," gumamku.

"Apa? Sachi menurutmu kita harus menurutinya?"

"Mau bagaimana lagi? Itulah satu-satunya petunjuk agar kita bisa keluar dari segala keanehan ini. Ayo!" Aku berlari ke aula asrama. Mia mengikuti di belakangku.

...

Aku dan Mia sampai di depan pintu asrama. Aku memutar kenop pintu dan melangkah masuk dengan Mia.

"Akhirnya datang juga 2 orang lagi. Lengkap deh. Aku tidak sabar dengan permainan ini. Apa sih maunya orang itu? Penasaran!" seru seorang murid laki-laki seraya menaruh kedua tangannya di belakang kepala.

"Ken?!" panggil Mia.

"Wah ternyata Mia dan Sachi!" Ken berlari menghampiriku dan Mia.  Ken, salah satu teman sekelas kami.

"Hey apa kalian tau bagaimana cara keluar dari sini? Semua pintu terkunci. Ah~ kenepa kita harus menuruti orang gila itu? Pecahkan saja kaca jendela lalu keluar dari sini!" seru seorang murid laki-laki yang kuketahui bernama Ryu dari nama yang tertera di seragamnya.

"Kita tidak bisa keluar," ujar salah seorang murid perempuan diantara kami yang sepertinya merupakan salah satu pemain yang terpilih juga. "Karena kita sebenarnya sedang bermimpi. Raga kita yang sebenarnya sedang tertidur."

"Bagaimana kau tau?" tanyaku heran.

"Aku hanya dapat merasakannya," jawabnya tanpa ekspresi.

"Baiklah. Kalian semua sudah berkumpul disini. Sekarang aku akan menjelaskan peraturannya," ujar suara misterius itu lagi. "Apa yang dikatakan salah satu teman kalian benar.  Kalian tidak bisa keluar dari permainan ini karena sebenarnya kalian sedang bermimpi. Semua orang yang ada di asrama ini bukannya pergi meninggalkan kalian tapi kalianlah yang sedang tertidur. Waktu permainan ini telah diatur sehingga nanti kalian akan terbangun dan kembali ke dunia nyata tapi kalian tidak akan bisa lari dari permainan ini sebelum salah seorang dari kalian menjadi pemenang. Walaupun ini hanyalah sebuah permainan, kalian akan benar-benar meninggal di dunia nyata bila kalian game over. Jangan juga membicakan tentang permainan ini di dunia nyata atau aku akan menyetel ulang permainan ini juga pikiran kalian sehingga kalian akan mulai dari awal lagi. Jadi bekerja samalah. Tapi hati-hati.. Karena salah seorang dari kalian adalah tokoh yang aku ciptakan dan aku mainkan sendiri. Jika aku yang menang, kalian akan selamanya terperangkap dalam permainan ini dan akan selamanya menemani aku bermain. Hahaha ikuti petunjuk yang akan kuberikan selanjutnya. Selamat bersenang-senang!" Kemudian suara tersebut pun menghilang.

"Hey... Bukankah ini keren? Kita berada dalam sebuah permainan! Aku selalu memainkan video game, aku tidak percaya sekarang aku akan benar-enar bermain di dalam dunia permainan itu sendiri!" seru Ken dengan antusias.

"Ini bukan main-main!" cetusku.

"Iya Ken... Apa kau tidak dengar? Nyawa kita terancam disini," ujar Mia sambil menahan tangis.

"Hmm soal itu..." gumam Ken.

"Kalau begitu mohon kerjasamanya!" ujar murid perempuan yang tadi. Dia berambut panjang dan cantik. "Aku Akane."

"Aku Nami, dan dia Mori." Seorang murid perempuan yang terlihat tomboy memperkenalkan dirinya dan seorang murid laki-laki disebelahnya.

"Aku Ken."

"A... aku Mia, dan ini temanku Sachi." Mia ikut memperkenalkan dirinya dan aku.

"Haih~ apakah aku harus ikutan juga? Baiklah, aku Ryu." Kami saling memperkenalkan diri.

"Keren... Sepertinya akan asyik." Gumam Ken lagi.

"Ken... Kenapa kau selalu menganggap segala sesuatu yang aneh itu keren?" tanyaku dengan heran Tapi harus kuakui. Ini 'agak' keren.

"La... lalu Siapa diantara kalian yang merupakan tokoh ciptaan orang itu?" tanya Mia seraya bergidik ngeri.

"Jika kau bertanya... tidak akan ada yang mengaku Mia," jawabku ikut ngeri membayangkan bahwa orang yang aku kenal pun mungkin merupakan tokoh ciptaan orang gila itu, bahkan Mia atau Ken. Mungkin saja mereka bukan orang yang asli di dunia permainan dalam mimpi ini. Jalan teraman adalah AKU yang harus memenangkan permainan ini. Sekarang tidak ada yang bisa aku percaya selain diriku sendiri."

---bersambung---



nah gimanaaa menurut kalian ? >_< hhehe seperti yang aku bilang sebelumnya..ada sedikit kendala dalam penulisan novel ini karena aku ga gitu suka main game..hhehe nahloh jadi bingung kan mau buat gamenya kayak gimana - -" sepertinya penulisan novel kedua ini lebih membutuhkan kerja keras dibanding novelku yang sebelumnya..hhehe but i'll try my best. mohon doanya ya :3

-cherryblossom:)-

2 comments:

  1. Keren banget, jadi ga sabar. tapi jalan ceritanya jadi mirip SAO ya. .
    Masalah game tanya aku aja, aku kan suka banget main game. . ^^

    ReplyDelete
  2. hm aku aja baru tau tentang SAO dari kamu kemarin xD tapi kalo SAO kan trperangkap saat main video game..kalo aku ngga. ceritanya jg beda..cuma idenya aja yang kebetulan sama @@ hhehe ok tapi aku cuma ngpost novelnya sedikit aja disini..selebihnya kamu dateng ke rumah aku aja kl mau baca xDv ato lewat email :) hhehe iya sepertinya aku butuh konsultasi sama kamu soal gamenya :D

    ReplyDelete